klik2

Sabtu, 26 Januari 2013

sambungan herba di laman rumahku

PETAI

Kajian 1:

Strok. Berdasarkan penelitian yang diperolehi daripada The New England Journal of Medicine mendapati amalan memakan petai setiap hari berupaya menurunkan risiko kematian akibat strok sebanyak 40 peratus.

Merokok. Petai dikatakan berupaya membantu individu yang ingin berhenti merokok. Vitamin B6, B12, kalium dan magnesium yang terdapat di dalam petai dikatakan berupaya membantu tubuh sembuh cepat daripada ketagihan nikotin.

1. Anemia. Dengan kandungan zat besi yang tinggi, petai berupaya menstimulasi pembentukan sel darah merah sekali gus mengurangkan derita pesakit anemia.
2. Sembelit.Petai memiliki kandungan sera yang tinggi. la membantu memudahkan proses pencernaan sekali gus mengelakkan masalah sembelit.
3. Kegemukan.Hasil kajian yang dilakukan oleh Institut Psikologi Austria, mendapati tekanan yang dialami akibat kerja menyebabkan ramai yang memilih coklat untuk mengurangkan tekanan. Begitu pun, makanan tersebut sebenarnya membuatkan anda berhadapan dengan masalah kegemukan. Amalan memakanan petai berupaya mengatasi
masalah kegemukan.
4. Depresi. Petai dipercayai dapat mengurangkan depresi. Ini kerana ia mengandungi Trytophan yang berupaya merubah mood seseorang menjadi lebih relaks dan tidak tertekan.


kajian 2:

Sebagai buah yang membuat bau mulut dan bau kentut sangat tidak sedap, Petai (Pete) ternyata mengandung 3 macam gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat.

Kombinasi kandungan ini mampu memberikan dorongan tenaga yang instan, namun cukup lama dan cukup besar efeknya. Riset membuktikan dua porsi pete mampu memberikan tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas berat selama 90 menit.

Makanya jangan heran jika pete adalah buah yang disukai oleh para atlet top. Penelitian juga membuktikan bahwa pete tidak hanya memberikan energi, namun juga mampu mencegah bahkan mengatasi beberapa macam penyakit dan kondisi buruk. Ini membuat pete menjadi salah satu makanan penting dalam makanan keseharian kita.

Dari daftar di bawah ini akan terlihat dan diketahui kalau ternyata pete ini memiliki khasiat yang sangat luar biasa atas beberapa penyakit.



1. Depresi
Menurut survei yang dilakukan oleh MIND diantara pasien penderita depresi, banyak orang merasa lebih baik setelah makan pete. Hal ini terjadi karena pete mengandung tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Inilah yang membuat orang jadi rileks, mampu memperbaiki mood dan secara umum membuat seseorang lebih bahagia.

2. PMS (premenstrual syndrome)
Jika mengalami PMS saat ‘tamu’ datang, Anda tidak perlu minum pil ini apapun, cukup atasi dengan makan pete. Vitamin B6 yang dikandung pete mengatur kadar gula darah, yang dapat membantu mood.

3. Anemia
Dengan kandungan zat besi yang tinggi, pete dapat menstimulasi produksi sel darah merah dan membantu apabila terjadi anemia.

4. Tekanan darah tinggi
Buah tropis unik ini sangat tinggi kalium, tetapi rendah garam, sehingga sangat sempurna untuk memerangi tekanan darah. Begitu tingginya, sehingga FDA Amerika mengizinkan perkebunan pete untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menurunkan resiko tekanan darah dan stroke.

5. Kemampuan otak
200 siswa di Twickenham (Middlesex) tertolong dengan mudah melalui ujian pada tahun ini karena memakan pete pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Riset telah membuktikan bahwa buah dengan kandungan kalium tinggi dapat membantu belajar dengan membantu siswa semakin waspada.

6. Sembelit
Karena kandungan serat yang tinggi, maka pete akan mempermudah menormalkan kembali aksi pencernaan, membantu mengatasi permasalahan ini tanpa harus kembali ke laksativ.

7. Obat mabuk
Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan “penyakit” mabuk adalah milkshake pete, yang dimaniskan dengan madu. Pete akan membantu menenangkan perut dan dengan bantuan madu akan meningkatkan kadar gula darah yang jatuh, sedangkan susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam tubuh.

8. Kekenyangan
Pete memiliki efek antasid pada tubuh, sehingga bila dada Anda terasa panas akibat kebanyakan makan, cobalah makan pete untuk mengurangi sakitnya.

9. Mual di pagi hari
Makan pete di antara jam makan akan menolong mempertahankan kadar gula dan menghindari muntah.

10. Gigitan nyamuk
Sebelum Anda meraih krim gigitan nyamuk, coba untuk menggosok daerah yang terkena gigitan dengan bagian dalam kulit pete. Banyak orang berhasil mengatasi rasa gatal dan bengkak dengan cara ini.

11. Untuk saraf
Pete mengandung vitamin V dalam jumlah besar, sehingga akan membantu menenangkan sistem saraf.

12. Kegemukan
Penelitian di Institute of Psychology Austria menemukan bahwa tekanan pada saat kerja menyebabkan orang sering meraih makanan yang menenangkan seperti coklat dan keripik. Dengan melihat kepada 5.000 pasien di rumah sakit, peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang mejadi gemuk karena tekanan kerja yang tinggi. Laporan menyimpulkan bahwa, untuk menghindari nafsu memakan makanan karena panik, kita butuh mengendalikan kadar gula dalam darah dengan ngemil makanan tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk mempertahankan kadarnya tetap.

13. Luka lambung
Pete digunakan sebagai makanan untuk merawat pencernaan karena teksturnya yang lembut dan halus. Buah ini adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus yang parah. Buah ini juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung.

14.Mengatur suhu tubuh
Banyak budaya lain yang melihat pete sebagai buah ‘dingin’ yang mampu menurunkan suhu tubuh dan emosi ibu yang menanti kelahiran anaknya. Di Belanda misalnya, ibu hamil akan makan pete untuk meyakinkan agar si bayi lahir dengan suhu tidak tinggi.

15. Seasonal Affective Disorder (SAD) (penyakit emosional yang kacau)
Pete dapat membantu penderitas SAD kerena mengandung pendorong mood alami, tryptophan.

16. Merokok
Pete dapat menolong orang yang ingin berhenti merokok. Vitamin B6 dan B12 yang dikandungnya, bersama dengan kalium dan magnesium, membantu tubuh cepat sembuh dari efek penghentian nikotin

17. Stres
Kalium adalah mineral penting, yang membantu untuk menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika kita stress, kecepatan metabolisme kita akan meningkat, sehingga akan mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Hal ini dapat diseimbangkan lagi dengan bantuan makan petai yang tinggi kalium.

18. Stroke
Menurut riset dalam “The New England Journal of Medicine,” makan pete sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%.

19. Caplak
Mereka yang suka berpaling pada pengobatan alami akan berani bersumpah, jika anda ingin mematikan caplak, maka ambil sepotong pete, dan letakkan di caplak itu. Tetap pertahankan pete itu dengan menggunakan plester!

Setelah membaca semua fakta diatas maka anda harus percaya bahwa pete adalah obat alami untuk berbagai macam penyakit. Jika anda membandingkannya dengan apel, pete memiliki protein 4 kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat Vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya.

CERMAI

Manfaat dan Khasiat Buah Cermai :

Bagian yang digunakan untuk pengobatan:

Daun; digunakan untuk mengobati batuk berdahak, mual, kanker, sariawan dan menguruskan badan.
Kulit akar; asma dan sakit kulit.
Biji; sembelit dan mual akibat perut kotor.

Beberapa cara penggunaan ceremai untuk pengobatan:
Sembelit
Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk smapai merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 gram, dicuci lalu ditumbuk jalus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. hasil seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.
Asma
Ambil 6 biji buah ceremai, bawang merah 2 butir, akar kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, 8 butir buah lengkeng, dicuci lalu ditumbuk seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisah 1 1/2 gelas. setelah dingin disaring, lalu diminum dengan air gula secukupnya. Sehati 2 kali, masing-masing 3/4 gelas.

Kanker
Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam, daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2 jari, gulau enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tertinggal 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas.

Melangsingkan badan
Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan mengkonsumsi dalam jangka waktu lama karena efek dari kandungan daun ceremai bekerja sangat kuat. Gunakan sesekali saja.

DAUN KELO 

Dunia tak selebar daun kelor


seringkali kita mendengar pepatah yang satu ini yang diartikan sebagai dunia ini amatlah sempit, bahkan tak cukup lebih besar daripada daun kelor yang luasnya kira-kira hanya seluas kuku orang dewasa saja. Daun kelor memang kecil, dalam satu tangkai biasanya daunnya berkelompok dan terlihat rimbun. Daun kelor ini sudah lama dikenal nenek moyang. Orang Madura menyebutnya sebagai Maronggih, Di daerah Sunda dan Melayu ia disebut kelor, di Aceh ia disebut murong, orang Ternate mengenalnya sebagai kelo, di Sumba ia disebut kawona, sedangkan di ranah Minang ia juga dikenal dengan nama munggai. Di Flores di kenal dengan nama  Wona







Daun Kelor - Ratu Vitamin A


Daun kelor (Moringa oleifera) ternyata sangat kaya akan kandungan vitamin A dibandingka wortel


Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya yang luar biasa, terutama golongan mineral dan vitamin. Setiap 100 g daun kelor mengandung 3390 SI vitamin A. Dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100 g. Aroma daun kelor agak langu, namun aroma berkurang ketika daun mudanya diolah menjadi sayur bening atau sayur bobor.


Nutrisi Daun Kelor


Sebagian besar pendidikan kita tidak diberikan edukasi apa yang sebenarnya diperlukan untuk mencapai gizi yang optimal. Dan tidak pernah juga diajarkan tentang konsekuensi negatif jika kita miskin akan gizi. Hanya ketika kesehatan kita mulai terganggu akhirnya kita mencari jawaban dan sering membutuhkan waktu untuk mempelajari dan menganalisa lebih lanjut.


Sayangnya, kebanyakan dokter juga masuk ke dalam kategori di atas juga. Dokter diajarkan bagaimana mengenali dan melawan penyakit, tetapi sering kali tidak mengetahui bagaimana untuk mencegahnya. Akibatnya selalu ada masalah serius dalam gizi dan asupan kita sebelum penyakit benar-benar menyerang.





Unsur-unsur gizi yang harus harus didapat melalu makanan atau suplemen, mengandung puluhan unsur gizi yang diperlukan, tetapi mereka dapat dibagi menjadi apa yang disebut “5 Komponen Nutrisi”, karena tidak peduli seberapa banyak kita makan, seringkali makanan modern tidak menyediakan nutrisi dalam jumlah yang benar-benar kita butuhkan. Berikut ringkasannya :


1.  Vitamin dan Mineral yang diperlukan untuk membangun segala sesuatu dari tubuh kita untuk     pembekuan darah dan produksi energi. Sebagian besar vitamin dan semua mineral sangat penting.


2. Tubuh fisik kita dibangun dari protein. Protein ini dibangun dengan sembilan blok    bangunan dasar yang dikenal dengan asam amino esensial.


3.  Antioksidan. Polusi, pestisida dan berbagai partikel lainnya membombardir kita setiap hari.   Ini adalah hanya beberapa dari radikal bebas yang kita ketahui sekarang sangat merusak Satu-satunya perlindungan terhadap kerusakan radikal bebas ada dalam bentuk Antioksidan.


4. Senyawa anti-inflamasi adalah perlindungan hanya terhadap peradangan kronis. Sayangnya, obat anti inflamasi memiliki beberapa efek samping yang terburuk dari dunia farmasi.


5.Nutrisi lain yang diperlukan untuk kesehatan yang optimal adalah Asam Lemak. Mungkin aneh kedengarannya, tetapi diperlukan lemak baik yang aktif membantu menciptakan kesehatan. Saat ini dikenal dengan omega-3 dan omega-6 asam lemak.


Tidak ada keajaiban dalamdaun kelor, tetapi riset menyebutkan kelor sebagai “Pohon Ajaib.” Sebuah suplemen daun kelor secara komprehensif memberikan:


1. Sepuluh vitamin esensial dan sebelas mineral penting.
2. Sembilan asam amino esensial lengkap.
3. Lebih dari 24 jenis anti-oksidan.
4. Lebih dari 24 nutrisi anti-inflamasi.
5. Asam lemak Omega-3 dan Omega-6.


Beberapa dokter sangat senang dengan pergeseran baru dari pengobatan penyakit untuk kesehatan. Pengobatan yang terbaik adalah dengan mencegahnya. Dengan tanaman daun kelor yang luar biasa, kita memiliki alat yang ampuh untuk mengoptimalkan nutrisi akan meningkatkan kesejahteraan.





Sejuta Khasiat Daun Kelor


Daun kelor adalah bagian yang mengandung banyak manfaat. Secara umum dapat dikonsumsi karena mengandung gizi dan protein tinggi. Remasan daun dapat juga dimanfaatkan sebagai penutup luka. Daun kelor dapat digiling halus untuk dijadikan bedak penghilang noda dan flek di wajah.


1. Anti inflamasi
Kelor memiliki fungsi pengobatan karena mengandung kalsium dan pospor. Kandungan mineral dan vitamin sangat tinggi dibanding sayuran lainnya. Tidak heran, media asing banyak yang menyebut kelor sebagai “miracle tree” maupun “Tree for Life”.
Dari penelitian daun kelor mamppu menghambat aktifasi NFkB dan menurunkan ekspresi protein tumor.


2. Menurunkan kolesterol jahat
Kelebihan kolesterol dapat memacu berbagai penyakit. Tingginya kadar kolesterol dipicu pola makan yang kurang sehat dan ditambah faktor psikologis seperti stress. Hormon adrenalin dan kostisol dapat memicu produksi kolesterol dalam tubuh.
Penelitian tentang daun kelor membuktikan, bahwa efek dari ekstrak kelor dapat sebanding dengan obat atenolol dalam menurunkan kadar lemak dalam tikus. Penelitian ini masih banyak dilakukan juga terkait peran i2 sitosterol, senyawa bio aktif yang terkandung dalam daun kelor.


3. Mengatasi Nyeri, Letih, Linu
Daun kelor mengandung pterigospermin yang merangsang kulit sehingga dapat berfungsi sebagai param yang manghangatkan. Jika daun kelor dilumat dan dibalur akan mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.


Manfaat daun Kelor ini juga telah dibuktikan dengan mengatasi gizi buruk di afrika. 10 Tahun yang lalu jika kita mendengar ethiopia pasti identik dengan kelaparan. Tapi hari ini berkat daun kelor bersama dengan program PBB dan LSM mampu menuntaskan masalah kelaparan dengan mediadaun kelor dan pohon kelor.


Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral, daun kelor juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan protein. Penelitian juga membuktikan bahwa daun ini sama sekali tidak mengandung zat berbahaya. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia masyarakat sudah biasa memanfaatkannya sebagai sayuran, terutama untuk memperbanyak dan melancarkan ASI seperti halnya daun katuk.
Selama ini jika kita bicara tentang sumber Vitamin A, yang terbayang adalah wortel, padahal dengan berat yang sama Vitamin A pada daun kelor jauh lebih banyak dibanding wortel.


Dengan perbandingan berat yang sama, daun kelor juga mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat susu, potasium tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh lebih banyak daripada bayam. Dari 24 unsur nutrisi (beberapa vitamin, mineral dan asam amino) yang kami uji di laboratorium milik sebuah universitas di Malang, semua terdeteksi keberadaannya dengan kadar yang cukup signifikan.


Pohon kelor adalah pohon yang mudah tumbuh di daerah tropis. Pohon ini diduga berasal dari daerah sekitar Nepal, India. Di Indonesia, pohon ini tumbuh di mana-mana dan banyak ditanam oleh petani sebagai pagar atau batas kebun karena pohon ini memang awet hidup, pada musim kemarau panjang sekalipun.
Mungkin kita patut meniru negara-negara di Afrika untuk membantu mengatasi masalah gizi buruk dengan kelor. Untuk sebagian besar saudara kita, jeruk masih mahal, wortel juga mahal, susu terlalu mahal, yogurt sangat mahal, obat semakin mahal, dokter tambah mahal.


Hanya kelor yang kemungkinan bisa tetap dibuat murah karena menanamnya juga sangat mudah, bisa tetap tumbuh nyaris tanpa perawatan, dan mulai bisa dipanen pada umur yang cukup singkat. Tancapkan saja beberapa batang kelor di sembarang jenis tanah dan tunggu 2 atau 3 bulan, daunnya sudah mulai bisa dipetik untuk dimanfaatkan. Dalam 40 hari berikutnya, trubusnya sudah bisa diambil lagi dan begitu seterusnya sampai generasi anak cucu.


Lain dulu lain sekarang. Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “tree for life”. Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun kenyataannya memang ada.


Adalah Lowell Fuglie, seorang warga negara Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti kandungan nutrisi daun kelor. Pada akhir tahun 90an orang ini mulai meneliti daun kelor dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitian si Lowell ini sekarang banyak dimanfaatkan oleh banyak negara untuk memerangi gizi buruk, terutama negara-negara berkembang di semenanjung Afrika. Program penggalakan penanaman daun kelor di negara-negara Afrika merupakan kampanye yang intensif melalui lembaga-lembaga pendidikan dan swadaya masyarakat. Tak kurang dari seorang sekjen PBB (Kofi Annan pada waktu itu) ikut mendukung sosialisasi penggunaan daun kelor untuk memerangi gizi buruk.


Daun Kelor Makin Populer


Setahun terakhir, kelor atau Moringa oleifera (sinonim *Guilandina moringa*)memang naik daun. Indikasinya antara lain kian banyak pasien yang memanfaatkan kelor. Damar Novaldi dan Hartadi hanya sebagian kecil yang merasakan khasiat daun kelor. Kelor juga mujarab mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi, dan jantung. Pemanfaatan kelor sebagai herbal “tak terdengar” bila dibandingkan brotowali Tinospora crispa, sambiloto Andrographis paniculata, atau temuputih Curcuma zedoaria.


Biji klenthang alias polong kelor populer sebagai penjernih air. Namun, siapa sangka di balik itu semua daun kelor manjur sebagai panasea alias obat untuk beragam penyakit. Riset ilmiah mendukung kuat bukti empiris itu. Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Harap mafhum, daun pohon stik drum itu memang mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap.


Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.


Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.


Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin
adalah 55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.


Itu hanya sebagian kecil senyawa aktif pada daun kelor. Padahal, selain daun, bagian lain pada tanaman itu juga tak kalah berkhasiat.


Kulit batang Moringa oleifera, umpamanya, berkhasiat antitumor. Pantas bila kini makin banyak herbalis yang meresepkan daun kelor. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, misalnya, meresepkan daun kelor untuk para pasien beragam penyakit seperti hiperlipidemia dan pendarahan.


Lina memberikan kelor kepada Asih Susilowati yang keguguran. Peran kelor membantu produksi sel darah merah akibat kehilangan darah saat keguguran, memperkuat rahim, dan saluran indung telur. Sebulan setelah rutin mengonsumsi rebusan daun kelor, Asih hamil. Ia melahirkan dengan selamat sembilan bulan kemudian.


Pemanfaatan kelor untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai daerah. Kondisi itu mendorong Muslihuddin dan Gatot Santosa membuka kebun kelor 1 ha di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Agustus 2009. Jangan bayangkan tanaman kelor yang tinggi menjulang. Kelor budidaya tak lebih dari 75 cm karena pekebun kerap memanen seperti teh. Dari kebun itulah mereka mengekstrak kelor. Produksinya baru 200 botol – masing-masing 30 kapsul – per bulan.


Itu bukti bahwa kelor memang tanaman serbaguna: daun, kulit batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat.




BIJI KELOR


Endapkan Partikel Logam


Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.


”Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air bersih,” katanya.


Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l.


Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.


Arang


Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut.


Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15 Pt.Co dan 50 Pt.Co.


Membuat Serbuk


Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih.


Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi lima persen, yaitu dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan disaring.


”Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu liter air dan diaduk dengan cepat,” katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter.


Lebih Ekonomis


Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin mengakui, cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Karena tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM Samarinda mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado) dan Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat sebelum digunakan untuk menjernihkan air sungai.


Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis dibanding tawas, apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim, sementara daun dan buahnya yang masih muda pun dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen pengasuh mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan cepat di daerah berair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Mahakam.


”Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan bijinya,” katanya.


Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35)


(berbagai sumber)





Tumbuhan kelor ini berasa agak pahit, bersifat netral dan tentu saja tidak beracun. Kulit akarnya mengandung minyak terbang. Biji tumbuhan kelor mengandung minyak behen, dan terdapat myrosine, emulsine, alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Efek farmakologis yang dimiliki oleh kelor adalah sebagai anti-inflamasi, anti-piretik dan antiskorbut.


Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral, daun kelor juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan protein. Penelitian juga membuktikan bahwa daun ini sama sekali tidak mengandung zat berbahaya.


Bahkan di beberapa daerah di Indonesia masyarakat sudah biasa memanfaatkannya sebagai sayuran, terutama untuk memperbanyak dan melancarkan ASI seperti halnya daun katuk. Selama ini jika kita bicara tentang sumber Vitamin A, yang terbayang adalah wortel, padahal dengan berat yang sama Vitamin A pada daun kelor jauh lebih banyak dibanding wortel. Dengan perbandingan berat yang sama, daun kelor juga mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat susu, potasium tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh lebih banyak daripada bayam.


Dari 24 unsur nutrisi (beberapa vitamin, mineral dan asam amino) yang kami uji di laboratorium milik sebuah universitas di Malang, semua terdeteksi keberadaannya dengan kadar yang cukup signifikan.
Pohon kelor adalah pohon yang mudah tumbuh di daerah tropis. Pohon ini diduga berasal dari daerah sekitar Nepal, India. Di Indonesia, pohon ini tumbuh di mana-mana dan banyak ditanam oleh petani sebagai pagar atau batas kebun karena pohon ini memang awet hidup, pada musim kemarau panjang sekalipun.


Daun Kelor Di Afrika


Pengalaman di Benua Afrika Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jer-man, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan.


Seperti di Lembah Rift untuk lahan seluas satu hektar hanya ditanamkan antara 30-50 batang, karena di antara pohon kelor tersebut ditanamkan pula tanaman lainnya penghasil pangan, seperti sorgum, jagung, bahkan tanaman lain untuk sayuran, khususnya kacang-kacangan. Maka, dengan cara ini karena pohon kelor memiliki kemampuan menyerap air tanah walau dari kandungan yang sangat minim hingga tanah menjadi lembab, tanaman lainnya akan ikut menjadi tumbuh subur. Apalagi kalau pohon kelor sudah besar dan tinggi, akan berfungsi pula sebagai pohon lindung ataupun pohon rambatan.


Di kawaan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi. Sama seperti di Lembah Rift, di kawasan ini pun pada lahan di antara pohon kelor dijadikan untuk penanaman banyak jenis tanaman pangan, antara lain jagung dan sorgum, juga sayuran, serta lebih jauhnya lagi untuk tanaman industri seperti kopi, kapas, lada, bahkan tebu.


Sangat unik adalah kebiasaan penduduk sekitar Arba Minch yang memiliki lahan terbatas, mulai dari sekitar 0,1 ha atau 1.000 meter persegi, atau hanya ratusan bahkan puluhan meter persegi saja. Sehingga pohon kelor hanya dijadikan pagar hidup, pembatas tanah ataupun pohon perambat sama seperti di Indonesia. Akan tetapi hasilnya, kalau daunnya dapat langsung digunakan sebagai sayuran, maka bunganya akan tetap dipelihara hingga menjadi buah dan menghasilkan biji yang dapat dijual kepada perusahaan asing yang memerlukan untuk pembuatan tepung atau minyak sebagai bahan baku pembuatan obat dan kosmetik bernilai tinggi.


Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani kelor yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang-kacangan (misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang ditanamkan sekitar pohon kelor.


Juga pengalaman panjang secara tradisi penggunaan tanaman kelor sebagai bahan berkhasiat obat di kawasan tersebut adalah bahwa akarnya sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun tekanan darah tinggi, dan sebagainya, sedang daunnya untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus (kencing manis), dan penyakit jantung.


Manfaat daun kelor


Ada berita menggembirakan tentang rencana pengusaha Jepang untuk membuka “kebun kelor” seluas 10.000 hektar (ha) di Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan. Bukan karena kelor yang asalnya hanya merupakan tanaman pagar atau batas tanah ataupun perambat tanaman (lada, sirih, dan sebagainya), sekarang berubah menjadi tanaman bernilai ekonomi yang diminati pengusaha luar negeri antara lain Jepang, tetapi juga peribahasa “dunia tidak selebar daun kelor” ternyata menjadi “pohon kelor merambah bisnis dunia”.




daun kelor


Minat pengusaha Jepang untuk membuka kebun kelor seluas 10.000 ha karena mereka membutuhkan hasil dari tanaman tersebut untuk bahan kosmetika, obat-obatan sampai ke minyak goreng dan pelumas, terutama dari daun dan bijinya. Tanaman kelor merupakan perdu dengan tinggi sampai 10 meter, berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur dan tersusun majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah besisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi (Moringa oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia-Barat.


Di Indonesia, khususnya di lingkungan perkampungan dan pedesaan, tanaman kelor baru sampai menjadi tanaman pagar hidup, batas tanah ataupun penjalar tanaman lain, tetapi manfaat dari daun dan karangan bunga serta buah muda sebagai sayuran, sudah sejak lama digunakan.


Sebagai tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari akar, batang, daun, dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan pedesaan. Seperti akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya kemudian digiling-dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar (balur) penyakit beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan.


Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akar ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea. Bahkan, biji tua bersama dengan kulit jeruk dan buah pala, akan dapat menjadi “spiritus moringae compositus” yang digunakan sebagai stimulans, stomachikum, carminativum sampai diuretikum. Sejak awal tahun 1980-an oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB, biji kelor digunakan untuk penjernihan air permukaan (air kolam, air sungai, air danau sampai ke air sungai) sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil yang memuaskan. Oleh karena rangkaian penelitian terhadap manfaat tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Saat itu fokus penelitian ditujukan kepada program pengadaan air jernih untuk para pemukim di kawasan pantai atau pesisir, khususnya di kawasan transmigrasi yang mengandalkan air payau atau gambut berwarna kecoklatan sebagai sumber air minum.


Di lingkungan pedesaan, penanaman kelor yang paling umum cukup dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang langsung ditancapkan ke dalam tanah, apakah sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Walau semaian biji tua dapat dijadikan bibit, umumnya jarang dipergunakan. Disamping itu, manfaat lain dari batang bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk melumerkan atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu dengan cara disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat tidur”, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan tidak mempan oleh terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya, ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer atau hilang.


Perlu untuk diketengahkan manfaat biji kelor yang sudah mulai dikembangkan melalui Program UNDP, yaitu sebagai bahan pengendap/koagulator untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman, seperti di ITB.
Yaitu dengan nilai pH yang berbeda, maka antara 100-150 mg bubuk/serbuk/liter air, memberikan hasil turbiditas tinggi pada air (800-10.000 FTU), kalau dibandingkan dengan koagulan umum seperti Al2(SO4)3 yang baru efektif pada pH 7 saja.


H Unus Suriawiria, Dosen senior IPB yang mendalami bioteknologi dan agroindustri



Kelor Moringa oleifera Lamk 



Tanaman Kelor ( Moringa oleifera Lamk ) berupa pohon kecil dengan tingi 3-8 meter. Daun kelorberwarna hijau pucat menyirip ganda dengan anak daun menyirip ganjil dan helaian daunnya bulat telur. Bunga kelor berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya menggantung sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga.


Selama ini, akar tanaman kelor berkhasiat untuk peluruh air seni, peluruh dahak, atau obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan pereda kejang.


Daun kelor mengandung pterigospermin yang bersifat merangsang kulit (rubifasien) sehingga sering digunakan sebagai param yang menghangatkan dan mengobati kelemahan anggota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya dilumatkan, lalu dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, maka bisa mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.


Selain itu, daun kelor berkhasiat sebagai pelancar ASI. Oleh karena itu, untuk melancarkan ASI, seorang ibu menyusui dianjurkan makan daun kelor yang dimasak sebagai sayur.
Biji kelor berkhasiat mengatasi muntah. Biji kelor yang masak dan kering mengandung pterigospermin yang lebih pekat sampai bersifat germisida.
Penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus faecalis dan Salmonella typymurium. Karena itu di Afrika, biji kelor dimanfaatkan untuk mendeteksi pencemaran air oleh bakteri-bakteri tadi. Caranya, yaitu dengan cara mengendapkan air keruh yang diduga tercemar, kemudian ditaburi serbuk biji kelor sebanyak 200 mg/liter dan diaduk sampai larut.


Kemudian buah kelor diketahui mengandung alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Buah kelor ini biasanya disayur asam sebagai sayur yang lezat bagi lidah orang Jawa.

Sebelum ini ramai yang mengetahui buah kelor atau dipanggil munggai di kawasan utara digunakan dalam masakan kerana rasanya enak dan mudah diperoleh. Selain buah, daunnya turut digemari untuk dijadikan sayur dan enak jika dimasak lemak.

Bagaimanapun, perkembangan pesat bidang bioteknologi menyebabkan tumbuhan yang juga nama saintifiknya Moringa Olifela kini dikomersialkan apabila daun, buah, batang serta akarnya boleh diproses menghasilkan pelbagai produk seperti teh, minyak, salad, syampu, sabun, jus dan kosmetik.

Pokok kelor dipercayai berasal dan kawasan sekitar Himalaya serta India dan disebarkan ke benua Afrika, Asia Tenggara dan Asia Barat. Di beberapa negara Afrika, termasuk Etiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, dan Kenya selain Arab Saudi dan Israel ia dijadikan tanaman untuk program pemulihan tanah kering dan gersang.

Ini disebabkan sifat tanaman itu yang mudah tumbuh di tanah gersang selain tahan lasak. Di Asia Tenggara, dahan kelor biasanya ditanam sebagai tiang pagar kerana ia mudah hidup, selain daun dan buahnya boleh dimakan. Pokoknya boleh membesar sehingga mencapai ketinggian 10 meter, daunnya kecil, batangnya rapuh manakala buahnya sebesar ibu jari dan panjangnya sehingga 60 sentimeter.

Biarpun manfaat Moringa sudah dikenali dan digunakan sebagai herba tradisional oleh suku kaum asli di beberapa negara, tetapi potensi khasiat tumbuhan ini hanya mula mendapat perhatian daripada saintis moden pada akhir abad ke-19.

Ilmu penggunaan Moringa oleh suku kaum asli direkodkan di 80 negara dalam lebih dari 200 bahasa tempatan. Biarpun nilainya dan segi perubatan sudah lama disedari, ia masih belum begitu meluas khususnya di kalangan masyarakat moden.

Tumbuhan itu mengandungi satu kompaun unik yang dikenail sebagai cytokini yang mana kajian saintifik dan klinikal mendapati ia amat sesuai untuk mempercepatkan tumbesaran. Selain itu ujian cytokini ke atas ternakan mendapati haiwan yang diberikan diet mengandungi bahan itu mampu meningkatkan pengeluaran susu, selain mempercepatkan penyembuhan atau penggantian sel rosak.

Menyedari kelor mempunyai banyak khasiat untuk kesihatan tubuh badan, sebuah syanikat tempatan, FM Alliance Marketing Sdn Bhd yang berpangkalan di Jitra, Kedah mengorak langkah mengkomersialkan tumbuhan itu untuk menghasihkan pelbagal produk.

Pengurus Pemasaran dan Promosinya, Abdul Hadi Ismail, berkata kajian klinikal mendapati cytokini juga mengandungi unsur anti keuzuran atau penunaan, sekali gus membolehkan ia menjadi bahan awet muda atau merawat pehbagai penyakit. Katanya, walaupun akarnya terasa pahit, ia sangat berkesan untuk membantu sistem penghadaman, membasmi cacing parasit dalam usus, mengatasi sembelit, melegakan sistem saraf dan membina ketenangan dan meningkatkan tenaga batin.

"Selain itu, ia juga sering digunakan untuk merawat lumpuh, demam, batuk, selsema, inflamasi salur nafas, paru-paru, sawan babi dan histeria. Daunnya juga berguna untuk menyembuhkan penyakit skurvi (gusi berdarah), anemia (kekurangan sel darah merah), mengimbangkan dan memulihkan sistem fungsi badan. Malah Moringa atau kelor juga kaya dengan vitamin B, B1, B2, B3, C, D, E, antioxidan, fiber dan sumber klorofil yang tinggi. Ia membekalkan kandungan klorofil tertinggi dalam rekod tumbuhan yang dikenali sejak permulaan tamadun manusia," katanya ketika ditemui Berita Minggu, baru-baru ini.

Abdul Hadi berkata, ia juga mengandungi kompaun beta sitosterol yang berpotensi untuk menurunkan tekanan darah dalam badan yang mana ia banyak digunakan untuk merawat darah tinggi di India.

Beliau berkata, tumbuhan ini mempunyai nilai perubatan yang tinggi kerana ia bersifat bebas racun atau tidak bertoksik selain mempunyai sejarah yang lama dalam bidang perubatan Ayurveda di kalangan masyarakat India.

"Rekod Ayurveda mengenalpasti 300 ramuan daripada Moringa sesuai diamalkan untuk mengatasi dan merawat pelbagai penyakit. Pencairan zat dan jus hijau Moringa mempercepatkan penyerapan biologi badan dan larutan zat yang bersifat 100 peratus biokimia membolehkan badan menggunakannya terus tanpa proses penghadaman,” katanya.



Bagian tanaman kelor yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daunnya. Bahkan, masyarakat di pedesaan memanfaatkan daun kelor itu untuk sayur asam dan lalapan. Daun kelor mentah yang digiling halus, kemudian dijadikan bedak atau campurkan dengan bedak, maka dapat menghilangkan noda hitam di kulit wajah.

POKOK CEMUMAR

lntara daun herba yang digunakan adalah:
mandian herba
  1. Daun Capa/Sembung (blumea balsamifera)
  2. Daun Meringan
  3. Daun Serai Wangi (cymbopogon nardus)
  4. Daun Cemumar (micromelum punescens)
  5. Daun Pandan (pandanus odorus)
  6. Daun lamuni (vitextrifolia var negundo)
  7. Daun Senduduk (melastoma malabathricum)
  8. Dan lain-lain
KEBAIKAN/KELEBIHAN PENGUNAAN
  1. Sangat mudah digunakan
  2. Berfungsi mengembalikan kesegaran dengan mengurangkan sengal pada sendi dan saraf akibat daripada proses kelahiran.
  3. Sangat sesuai digunakan bagi melancarkan peredaran darah serta membuang angin dalam badan.
  4. Sebagai aromaterapi untuk menghilangkan stress.
  5. Juga sebagai persediaan mandian bagi individu yang mengalami demam panas

  6. Tak perlu lagi mengutip daun yang bertabur selepas mandi (menyusahkan ibu dalam pantang untuk membongkok membersihkan bilik mandi). 
  7. Juga sesuai digunakan untuk rendaman kaki.

  8. ASAM GELUGUR



Khasiat rebusan asam gelugur

Posted by Mohd Adha Mohd Zain on Monday, December 13, 2010
Ada wanita mengamalkan minum air asam gelugur semasa berpantang dipercayai untuk mempercepatkan proses mengecutkan rahim. Selain itu amalan tersebut juga dikatakan mampu menurunkan berat badan.

Ternyata asam gelugur atau nama botaninya garcinia cambogia menawarkan banyak khasiat baik dari sudut perubatan mahu pun sebagai penyedap makanan.

Berwarna kekuningan dan berbentuk seakan buah labu, tumbuhan yang berasal dari India itu turut dikenali dengan nama asam keping setelah buahnya dikeringkan.

Selain itu asam gelugur dipanggil juga malabar tamarind dan brindle berry kini digunakan secara meluas untuk produk mengurangkan berat badan di Eropah.

Asid utama asid hydroxycitric atau HCA. di dalam asam gelugur pernah menjadi kajian saintis pemakanan. Terbukti ia sangat berkesan membantu mengekang nafsu makan dan menggalakkan penguraian lemak dalam tubuh manusia dan haiwan. Rangsangan kehilangan berat badan menerusi dua cara asas.

l HCA bertindak menghalang penukaran makanan bergula dan berkanji kepada lemak. Ini bermakna HCA dikatakan dipercayai mampu membantu menyekat penghasilan lemak.

l Penemuan terbaru mendapati melalui cara peningkatan tahap kimia tertentu dalam otak seperti serotonin, pengatur kepada pengawalan selera, HCA juga dikatakan mungkin mampu menyekat selera makan.

Penggunaan asam gelugur juga mendapat tempat dalam perubatan India kuno (Ayurveda) bagi mengatasi masalah penghadaman, rawatan cacing, parasit, tumor dan cirit-birit berdarah.

Buah asam gelugur yang sudah masak berwarna kuning selalunya dihiris, dikering dan digunakan dalam masakan. Ia juga direbus dalam gula dan dimakan sebagai jeruk.

Air rebusan kulit buah asam gelugur juga dikatakan mampu digunakan untuk merawat reumatisme dan masalah dalam perut. Selain itu buah tersebut dikatakan berupaya mengurangkan tekanan darah tinggi. Perubatan Melayu zaman dahulu menggunakan rebusan air daun dan akar asam gelugur untuk menyembuhkan sakit telinga melalui titisan ke dalam telinga.

Buah asam gelugur juga dikatakan mampu melegakan kesakitan gusi. Caranya adalah dengan mengambil sekeping asam gelugur dan kemudian basuh hingga bersih sehingga menjadi sedikit lembut. Tampal atau selitkan di celah-celah antara gusi dan bahagian pipi selama 10 hingga 15 minit. Kemudian kumur dengan air suam.

- UTUSAN

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Calendar